Kamis, 26 Juni 2008

"Cerita Mini"

Melati merupakan sosok wanita dewasa yang manis, energik, mandiri, supel, smart, dan disenangi oleh semua rekan-rekannya. Kehidupannya hampir sempurna, ketika dia dianugrahi seorang malaikat kecil yang cantik. Mempunyai seorang suami yang perhatian dan sayang terhadap keluarga. Tetapi karena perbedaan yang mendasar antara Melati dengan suaminya, maka akhirnya dengan tujuan tidak ingin menyakiti, akhirnya Melati memilih berpisah dari suaminya dan menjalani kehidupannya sendiri bersama anaknya.
Hari-hari berlalu dan sampai disuatu saat Melati bertemu dengan laki-laki lain yang tak lain dan tak bukan adalah temen sekantornya. Melati bukanlah wanita yang dengan mudahnya jatuh cinta pada setiap laki-laki yang ditemuinya. Dan tidak begitu saja percaya adanya "Love at the First Sight". Dia percaya, apapun itu bentuknya, pasti akan ada proses yang mendasari sampai kita benar-benar mengenal orang tersebut dan bersedia menjalani hari-hari bersama. Mmmhh...memang kuno ya....atau introvert ataukah wanita yang bisa disebut wanita jaman dahulu kala...tapi itulah Melati.
Dan laki-laki ini yang notaben teman kantornya, mungkin memang sudah suka pertama kali melihat Melati beberapa tahun lampau, dan sekarang bertemu lagi dan lebih dekat lagi. Pendekatan yang dilakukan kepada Melati pun perlahan tetapi pasti. Perhatian kecil seperti menunggui Melati selesai dari kantornya, mengantarkan pulang, makan malam merupakan usaha dari laki-laki tersebut. Tidak hanya sampai disitu, pada saat Melati menceritakan bahwa dia sudah menikah dan berpisah dan saat ini mempunyai seorang anak, laki-laki itu tidak bergeming dan hanya tersenyum. Tetap memberikan perhatiannya danmalah menunjukkan rasa sayangnya.
Disaat libur kantor, tak henti-hentinya Melati di sms, di telp bahkan lebih dari kadar seorang teman. Hal ini membuat makin lama Melati luluh dengan semua bentuk perhatiannya. Dan akhirnya Melati mau untuk berteman dekat dengan laki-laki tersebut. Hubungan itu indah, mereka saling sayang, saling memberikan perhatian dan semua orang merasa iri dengan kedekatan mereka. Tak terasa hubungan itu semakin jauh dan dekat. Melati mengenal keluarga dari laki-laki tersebut. Melati merasakan kasih sayang yang beberapa tahun silam sempat hilang dari dirinya. Kepercayaan dirinya tumbuh perlahan, dan Melati merasa bersyukur untuk dapat dicintai dan mencintai dengan tulus.
Hari-hari berlalu dan tahun berganti tahun dengan indah, tidak pernah mereka melewatkan waktu sedikitpun tanpa berdua, banyak tempat yang telah mereka kunjungi. Ke arena pasar malam, toko buku, pameran-pameran, shoping, nonton film, nonton live music. Disaat bulan Ramadhan tiba, mereka berdua semangat, karena pasti akan buka puasa bersama ataupun taraweh bersama, dan kunjungan ke Masjid Istiqlal pun menjadi kunjungan rutin di setiap bulan Ramadhan. Semua mereka lakukan berdua. Melati memberikan semua rasa sayang dan cintanya pada laki-laki tersebut. Tidak ada pamrih semua dilakukan dengan senang hati. Intinya Melati merasakan apa yang disebut "Falling in Love". 1000 hari sudah Melati melewati hari-hari indah itu bersama dengan sang pujaan.
Tetapi ada beberapa orang yang tidak setuju dengan hubungan Melati dengan laki-laki itu. Mereka mencoba mempengaruhi Melati dengan membujuk agar meninggalkan laki-laki itu. Dengan dalih bahwa laki-laki itu tidak baik, takut akan komitment, tidak bertanggung jawab, hanya mau senang-senang dan masih banyak lagi. tetapi Melati tetaplah Melati. Wanita yang selalu berpikir positif, tanpa mau mendengarkan omongan orang lain.
Tetapi beberapa bulan belakangan, Melati merasakan adanya perubahan sikap dari laki-laki tersebut. Dan mulai memikirkan semuanya. Mulai dari omongan temen-temennya terdahulu. Tetapi adakalanya semua berjalan normal kembali. Tiba disaat Melati makan siang bersama dengan laki-laki tersebut. Semua obrolan akhirnya menjurus pada titik dimana Melati merasa itulah saat yang tepat untuk bertanya dan mejernihkan segala sesuatunya.
Ternyata apa yang dibicarakan temen-temen Melati dulu benar adanya. Laki-laki itu merasa kalau dia merasa kurang mampu untuk membahagiakan Melati yang sudah mempunyai anak. Dan seketika harapan itu musnah, hancur, sakit untuk yang kedua kalinya. Melati merasa ini tidaklah adil untuknya. Sia-sia semua hal yang sudah dilakukan. Melati hanya menangis di dalam hati tanpa berkata apa-apa. Tetapi Melati tetaplah Melati. Dimana selalu menyembunyikan perasaannya dan selalu terlihat tenang. Dan dengan naifnya hanya mendoakan untuk kesempurnaan dan kebahagiaan laki-laki tersebut. Sekali lagi laki-laki itu hanya tersenyum, tidak sedikitpun memikirkan perasaan Melati yang saat itu hancur barantakan.
Untuk kesekian kalinya, Melati hancur, hampa, sakit yang tiada terperi setelah apa yang diberikan hanya di balas dengan penghianatan laki-laki tersebut. Bersimpuhnya Melati dan bertengadah kepada Allah, meminta sedikit kekuatan untuk mengahadapi semuanya. Melati merasa tidak mampu untuk menghadapi ini sendirian. Luluh lantak sudah semua harapan Melati untuk merasakan kembali jiwa yang utuh. Melati meminta kepada pencipta langit dan bumi untuk dihilangkan rasa yang ada, cinta yang masih terjaga utuh di dasar hatinya. Melati pasrah akan semua yang diberikan Allah kepadanya.
Melati hanya bersimpuh dan berdoa untuk diberikan yang terbaik untuk masa depannya. Melati sadar bahwa tidak semua laki-laki dapat menerima keberadaannya saat ini. Hanya laki-laki yang benar-benar matang dan dewasa yang menerima ini.
Kini kesepian kembali menghampiri kehidupan Melati, seperti kapal yang bersandar di dermaga. Sendiri...tanpa teman...menyembuhkan koyakan luka seorang diri...berharap Tuhan memberikan yang terbaik untuk hidupnya kelak...
(P.S. Dedicated to someone)
By: Amabel

1 komentar:

Upi... mengatakan...

Mba Rika,
Only God knows what's the best for us. Jadi, tunggu saja rencana terbaik dari-Nya ya...
Salut sama mba Rika krn berani menuntut kepastian dari orang itu.
That's one thing every women need in a relationship. Walaupun menyakitkan, kepastian jauh lebih baik daripada keraguan yang melenakan.